gravatar

Tes Minat Holland

Tes Minat Holland

(By John L. Holland)


      1. Filosofi TES MINAT HOLLAND


Teori original Holland mengalami modifikasi sebagai hasil dari penelitian ulang, hal ini terbatas pada lingkungan kerja pada masyarakat Amerika (Osipow, 1983 : 83). Holland juga berefleksi tentang jaringan hubungan antara tipe-tipe kepribadian dan antara model-model lingkungan,yang dituangkan dalam bagan yang disebut Hexagonal Model dan model ini menggambarkan aneka jarak psikologis antara tipe-tipe kepribadian dan model-model lingkungan (Winkel & Hastuti, 2005 : 637). Menurut Holland suatu tipe memiliki korelasi dengan tipe-tipe lainnya, misalnya tipe realistik dekat dengan tipe investigatif di satu sisi dan dengan tipe konvensional di sisi lainnya (korelasinya 0,46 dan 0,36), sedangkan dengan tipe sosial korelasinya 0,21 (Osipow, 1983 : 83). Tipe artistik dekat hubungannya dengan tipe investigatif dan sosial (korelasinya 0,34 dan 0,42), tetapi jauh sekali dari tipe konvensional sehingga korelasinya 0,11 (Osipow, 1983 : 83). Keadaan tersebut tidak dapat disesuaikan secara tepat pada hexagon jika dimasukkan dalam ukuran skala, hal ini lebih merupakan sekedar suatu percobaan dari Holland untuk mempertalikan antara yang satu dengan yang lain (Osipow,1983 : 90).

Perkembangan tipe-tipe kepribadian adalah hasil dari interaksi-interaksi faktor-faktor bawaan dan lingkungan dan interaksi-interaksi ini membawa kepada preferensi-preferensi untuk jenis-jenis aktivitas-aktivitas khusus, yang pada gilirannya mengarahkan individu kepada tipe-tipe perilaku-perilaku tertentu


      1. Alat administrasi TES MINAT HOLLAND

Seluruh penyajian untuk setiap bentuk sub tes tidak membutuhkan batasan waktu dalam mengerjakannya. Namun tergantung pada daya faham kelompok atau subyek. Sebenarnya dalam menggunakan alat tes minat Holland digunakan seseorang yang jenjang pendidikan SMA-dewasa

Sedangkan alat-alat administrasi yang digunakan untuk pengerjaan tes adalah : buku tes,lembar jawaban, pensil, dan penghapus (stip).


C. Intruksi TES MINAT HOLLAND

Persiapan Tes TES MINAT HOLLAND

  • Kepada subyek diberikan satu buku dan dua lembar kertas jawaban tes minat Holland. Alat tulis yang digunakan adalah sebatang pensil dan sebuah penghapus.

  • Buku persoalan tes ini berisi empat macam tes, yang cara mengerjakannya berbeda-beda..

  • Tes ini terdiri dari pernyataan terbuka tentang kondisi dan penilaian diri anda.

Pada subtes I,II,III memiliki cara menjawab yang sama, namun memiliki perbedaan cara menjawab pada subtes ke IV. Sehingga perhatikan dan pahami cara menjawabnya.

”Perhatikan lembar jawaban anda, isikan identitas diri anda dan jangan lupa tgl pemeriksaan”

“Letakkan pensil anda dan dengarkan baik-baik uraian tentang mengerjakan tes ini”

“Pada subtes I,II,III lingkari jawaban yang sesuai dengan diri anda (ya/tidak)

Kemudian pada lembar jawaban selanjutnya anda diminta untuk melingkari salah satu angka yang ssesuai dengan kemampuan diri anda, misalnya sub mekanik, anda merasa sangat tidak mampu dalam hal tersebut anda dapat melingkari antara angka 1-3.”

“Janganlah anda mengganggu teman-teman yang belum selesai mengerjakan tes ini, telitilah kembali jawaban-jawaban anda.”


D. SKORING TES MINAT HOLLAND

  1. Pada kolom sebelah kanan terdapat kolom untuk pengisian scoring, untuk pengisiannya dilihat berdasarkan jumlah benar (Y) pada setiap subtes, yang disesuaikan dengan lajur mendatar.

  2. Untuk penilaian pada setiap lajur dihitung benarnya (Y) dan kemudian dimasukkan pada kolom sebelah kanan,

contoh : pada lajur pertama, jumlah Y = 5 maka pada kolom R= 5 .Dan berlaku pada subtes selanjutnya.

  1. Setelah semua kolom pertama diisi ,tahap selanjutnya menjumlahkan setiap dua kolom menjadi satu dan kemudian hasilnya diisi ke kolom sebelah kirinya.

Contoh : R = 5, I = 3 maka R (kolom sebelah kiri) = 8. Dan berlaku pada tes selanjutnya.

  1. Perhatikan jumlah tertinggi dari setyiap subtes, kemudian masukkan nilai tertinggi dari setiap subtes ke kolom skor yang terdapat pada lembar kedua LJ.

  2. Pada subtes ‘penilaian diri’ terdapat dua kolom sebelah kanan dan sebelah kiri ,cara skortingnya adalah menjumlahkan angka yang dilingkari oleh testee diantara dua kolom tersebut.

  3. Perhatikan jumlah tertinggi dari dua kolom, kemudian masukkan nilai tertinggi dari setiap subtes penilaian diri ke kolom skot yuang tedrdapat pada lembar kedua LJ

  4. Pengisian pada setiap kolom scoring hanya dituliskan berdasarkan huruf yang memiliki nilai yang tertinggi.



E. INTERPRETASI TES MINAT HOLLAND

Dari hasil yang diperoleh lihatlah nilai yang tertinggi dari subtes “Ya atau Tidak” dengan subtest “Penilaian Diri”. Jika pada kedua subtest tersebut hasilnya sama selanjutnya perhatikan pada Hexagonal Model untuk melihat hasil Interpretasinya.






Keterangan dan Interpretasi Hexagonal of Holland


1. Tipe Realistik yang preferensinya pada aktivitas-aktivitas yang memerlukan manipulasi eksplisit, teratur, atau sistematik terhadap obyek-obyek, alat-alat, mesin-mesin, dan binatang-binatang. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas pemberian bantuan atau pendidikan. Preferensi-preferensi membawa kepada pengembangan kompe­tensi-kompetensi dalam bekerja dengan benda-benda, binatang­-binatang, alat-alat dan perlengkapan teknik, dan mengabaikan kompetensi-kompetensi sosial dan pendidikan. Menganggap diri baik dalam kemampuan mekanikal dan atletik dan tidak cakap dalam keterampilan-keterampilan sosial hubungan-hubungan insani. Menilai tinggi benda-benda nyata, seperti : uang dan kekuasa­an. Ciri-ciri khususnya adalah praktikalitas, stabilitas, konformitas. Mungkin lebih menyukai keterampilan-keterampilan dan okupasi­-okupasi teknik.

2. Tipe Investigatif memiliki preferensi untuk aktivitas-aktivitas yang memerlukan penyelidikan observasional, simbolik, sistema­tik, dan kreatif terhadap fenomena fisik, biologis, dan kultural agar dapat memahami dan mengontrol fenomena tersebut, dan tidak menyukai aktivitas-aktivitas persuasif, sosial, dan repetitif. Contoh-contoh dari okupasi-okupasi yang memenuhi kebutuhan-­kebutuhan tipe-tipe investigatif adalah ahli kimia dan ahli fisika.

3. Tipe Artistik lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang ambi­guous, bebas, dan tidak tersistematisasi untuk menciptakan produk­-produk artistik, seperti lukisan, drama, karangan. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas yang sistematik, teratur, dan rutin. Kompetensi-­kompetensi dalam upaya-upaya artistik dikembangkan dan keterampilan-keterampilan yang rutin, sistematik, klerikal diabaikan. Memandang diri sebagai ekspresif, murni, independen, dan memiliki kemampuan-kemampuan artistik. Beberapa ciri khu­susnya adalah emosional, imaginatif, impulsif, dan murni. Okupasi­-okupasi artistik biasanya adalah lukisan, karangan, akting, dan seni pahat.

4. Tipe Sosial lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang melibat­kan orang-orang lain dengan penekanan pada membantu, mengajar, atau menyediakan bantuan. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas rutin dan sistematik yang melibatkan obyek-obyek dan materi-­materi. Kompetensi-kompetensi sosial cenderung dikembangkan, dan hal-hal yang bersifat manual & teknik diabaikan. Mengang­gap diri kompeten dalam mcmbantu dan mengajar orang lain serta menilai tinggi aktivitas-attivitas hubungan-hubungan sosial. Beberapa ciri khususnya adalah kerja sama, bersahabat, persuasif, dan bijaksana. Okupasi-okupasi sosial mencakup pekerjaan­-pekerjaan seperti mengajar, konseling, dan pekerjaan kesejahte­raan sosial.

5. Tipe Enterprising lebih menyukai aktivitas-­aktivitas yang melibatkan manipulasi terhadap orang-orang lain untuk perolehan ekonomik atau tujuan-tujuan organisasi. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas yang sistematik, abstrak, dan ilmiah. Kompetensi-kompetensi kepemimpinan, persuasif dan yang bersifat supervisi dikembangkan, dan yang ilmiah diabaikan. Me­mandang diri sebagai agresif, populer, percaya diri, dan memiliki kemampuan memimpin. Keberhasilan politik dan ekonomik dinilai tinggi. Ciri-ciri khasnya adalah ambisi, dominasi, optimisme, dan sosiabilitas.

6. Tipe Konvensional lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang memerlukan manipulasi data yang eksplisit, teratur, dan sistema­tik guna memberikan kontribusi kepada tujuan-tujuan organisasi. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas yang tidak pasti, bebas dan tidak sistematik. Kompetensi-kompetensi dikembangkan dalam bidang-bidang klerikal, komputasional, dan sistem usaha. Akti­vitas-aktivitas artistik dan semacamnya diabaikan. Memandang diri sebagai teratur, mudah menyesuaikan diri, dan memiliki keterampilan-keterampilan klerikal dan numerikal. Beberapa ciri khasnya adalah efisiensi, keteraturan, praktikalitas, dan kontrol diri. Okupasi-okupasi yang sesuai adalah bankir, penaksir harga, ahli pajak, dan pemegang buku.





F. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

  • KELEBIHAN TES MINAT HOLLAND

- Alat tes ini arahnya sudah jelas yaitu yang terfokus pada mengukur minat seseorang.

- Dengan alat tes ini dapat diketahui karakteristik yang dimiliki oleh individu.

- Menunjuk pada taraf inteligensi yang memungkinkan tingkat pendidikan sekolah tertentu,

- Pandangan Holland sangat relevan bagi bimbingan karier dan konseling karier di institusi pendidikan untuk jenjang pendidikan menengah dan masa awal pendidikan tinggi(Winkel & Hastuti, 2005: 639).


  • KELEMAHAN TES MINAT HOLLAND

- Dalam mengerjakan alat tes Holland tesste menjawabnya dengan facking.

- Dalam menjawab alat tes Holland bisa terjadi bias dalam menjawabnya.

- Terdapat batasan usia dalam mengerjakan tes minat Holland.

- Karena banyaknya jumlah tes yang dikerjakan maka dapat menyebabkan testee malas dalam mengerjakannya.

- Dalam teori ini adalah kurang ditinjau proses perkembangan yang melandasi keenam tipe kepribadian dan tidak menunjukan fase-fase tertentu dalam proses perkembangan itu serta akumulasi rentang umur (Winkel & Hastuti, 2005: 639).


gravatar

emank tes ini harus dilakukan guna, mengetahui sejauh mana minat dan bakat seorang anak didik____________